Monday 26 November 2012

PRESTASI JUVENTUS


28 kali juara Serie A (1905, 1925/26, 1930/31, 1931/32, 1932/33, 1933/34, 1934/35, 1949/50, 1951/52, 1957/58, 1959/60, 1960/61, 1966/67, 1971/72, 1972/73, 1974/75, 1976/77, 1977/78, 1980/81, 1981/82, 1983/84, 1985/86, 1994/95, 1996/97, 1997/98, 2001/02, 2002/03, 2011/12)

1 kali juara Serie B (2006/07)

9 kali juara Coppa Italia (1937/38, 1941/42, 1958/59, 1959/60, 1964/65, 1978/79, 1982/83, 1989/90, 1994/95)

5 kali juara SuperCoppa Italia: (1995, 1997, 2002, 2003, 2012)

2 kali juara Piala/Liga Champions (1984/85, 1995/96)

1 kali juara Piala Winner (1983/84)

1 kali juara Piala Intertoto (1999/00)

3 kali juara Piala UEFA (1976/77, 1989/90, 1992/93)

2 kali juara Piala Super Eropa (1984, 1996)

2 kali juara Piala Interkontinental (1985, 1996)

1 kali juara Trofeo TIM (2009)

Wednesday 14 November 2012

sejarah juve vs iler nisti






BicBicara tentang rivalitas, kita sebagai penikmat Serie A patut berbangga. Jika di luar sana banyak yang mengatakan bahwa Liga Italia sudah ketinggalan zaman alias kuno, bagi kami lebih tepat bila dikatakan klasik. Salah satu kenikmatan Serie A adalah yang bisa disebut dengan Derby. Minimal ada 4 derby yang cukup terkenal di Italia, yaitu Derby della Madonnina (Milan vs inter), Derby della Capitale (Lazio vs Roma), Derby della Mole (Juventus vs Torino) & Derby d’Italia (Juventus vs inter milan). Di setiap derby-derby ini selalu tersaji persaingan ketat yang biasanya tidak hanya terjadi di dalam lapangan. Pekan ini kita beruntung karena akan kembali dapat menyaksikan Derby d’Italia antara Juventus vs inter milan. Derby d’Italia (derby of italia) sendiri dikenal sejak tahun 1967 saat dipopulerkan oleh seorang jurnalis olahraga terkenal bernama Gianni Brera. Latar belakang lahirnya derby antara dua tim tidak sekota ini adalah karena saat itu inter adalah tim dengan gelar terbanyak di level internasional dan Juventus adalah tim dengan raihan gelar domestik paling banyak. Setelah itu berkembang menjadi persaingan antara dua tim yang tidak pernah degradasi dan kini semua latar belakang itu bisa dikatakan tidak relevan lagi. Tidak relevan karena Juve didegradasi paksa dalam sebuah jebakan betmen yang disebut Calciopoli pada tahun 2006. Milan menjelma menjadi tim paling sukses di eropa dan inter beberapa musim terakhir bisa dikatakan tidak memiliki pemain asal Italia / azzurri.
Layak tidaknya laga ini disebut derby of italia mungkin masih dapat diperdebatkan, namun rivalitas tingkat tinggi antara Juventus dan inter milan sudah pasti tidak dapat ditawar lagi. Rivalitas kedua tim ini sudah dimulai sejak musim 1961-1962, kala itu Juventus berhasil mengalahkan inter milan dengan skor 9-1. Berlanjut ke insiden Iuliano vs Ronaldo pada 1998, lalu ke skandal Calciopoli yang diyakini oleh hampir seluruh Juventini adalah hasil rekayasa moratti untuk menghancurkan Juventus (kebenaran-kebenaran terkait skandal ini bisa dibaca di segmen Calciopoli). Lalu jangan lupakan bagaimana usai memenangkan Liga Champions 2010 marco materazzi mengenakan sebuah kaos bertuliskan “Do you want back also this ? ” untuk menyindir Juventus yang pada saat itu sedang gencar memperjuangkan pengembalian gelar scudetto 2006. Di sebuah bar, seorang Juventini bernama Edmondo Bellan (63th) yang menyaksikan hal ini via televisi kemudian berkomentar ”Materazzi is a shit of man“. Akibat kata-kata ini Bellan kemudian tewas ditikam oleh Rocco Acri, seorang interisti berusia 60 tahun di bar tersebut.
Ada pula kisah lain dimana jelang derby d’italia 2009 dimana saat itu kelompok ultras Juve sudah menyiapkan rasial chant untuk menyambut Ballotelli. Akibat hal ini sebelum pertandingan janda Gaetano Scirea dan President saat itu Jean Claude Blanc sampai menulis surat kepada ultras agar mengurungkan niat mereka menggunakan hujatan berbau rasis. Pertandingan-pun berlangsung panas. 7 kartu kuning, 1 kartu merah dan sejumlah keributan terjadi dalam pertandingan tersebut, salah satunya adalah Buffon vs thiago motta. Mourinho diusir pada babak pertama dan Marchisio mencetak gol indah memberikan kemenangan indah kepada Juventus malam itu. Meski pada akhirnya Juventus harus finish di posisi 7 musim itu, kemenangan atas inter selalu terasa special.
Bagaimana dengan pertandingan akhir pekan ini? Apakah kita akan menyaksikan pertandingan “keras” lainnya? Untuk pertama kalinya sejak calciopoli, inter akan bertandang ke Turin dengan selisih point -15 dari Juventus. Video Preview resmi dari Juventus menggambarkan hal ini dengan sangat brilian, “Normal service is being resumed” atau “Semuanya kembali normal”. Normal disini dalam artian sebelum calciopoli Juve selalu mendominasi atas inter. Juve selalu tampil sebagai juara dan inter sebagai pecundang







Ada pula kisah lain dimana jelang derby d’italia 2009 dimana saat itu kelompok ultras Juve sudah menyiapkan rasial chant untuk menyambut Ballotelli. Akibat hal ini sebelum pertandingan janda Gaetano Scirea dan President saat itu Jean Claude Blanc sampai menulis surat kepada ultras agar mengurungkan niat mereka menggunakan hujatan berbau rasis. Pertandingan-pun berlangsung panas. 7 kartu kuning, 1 kartu merah dan sejumlah keributan terjadi dalam pertandingan tersebut, salah satunya adalah Buffon vs thiago motta. Mourinho diusir pada babak pertama dan Marchisio mencetak gol indah memberikan kemenangan indah kepada Juventus malam itu. Meski pada akhirnya Juventus harus finish di posisi 7 musim itu, kemenangan atas inter selalu terasa special.
Bagaimana dengan pertandingan akhir pekan ini? Apakah kita akan menyaksikan pertandingan “keras” lainnya? Untuk pertama kalinya sejak calciopoli, inter akan bertandang ke Turin dengan selisih point -15 dari Juventus. Video Preview resmi dari Juventus menggambarkan hal ini dengan sangat brilian,

Tuesday 13 November 2012

juventus stadium



Juventus stadium adalah stadion yang menjadi markas klub juventus. Stadion ini diresmikan pada tanggal 8 September 2011 oleh presiden juventus saat ini Andrea Agnelli. Dengan berdirinya stadion ini maka juventus menjadi klub italia PERTAMA & masih SATU-SATUNYA yang memiliki stadion pribadi. Seperti kita tahu, semua klub diitalia masih menyewa stadion milik pemerintah kota (kecuali juventus tentunya). Sebagai juventini tentunya kita patut berbangga karena juventus stadion ini punya fasilitas yang sangat "WAH". Bahkan Stamford Bridge dan Emirates Stadium yang dikategorikan sebagai stadion yang paling modern di Inggris pun kalah (mungkin karena lebih baru makanya teknologinya pun diperbarui, gak ada maksud merendahkan Stamford Bridge dan Emirates Stadium gan).

Juventus stadium ini sebenarnya adalah "Delle alpi baru" karena dibangun diatas lahan "Delle Alpi Lama" yang telah dibeli oleh juventus dari pemkot. Stadion ini mampu menampung sebanyak 41.000 penonton dan telah dirancang berdasarkan standar keamanan maksimum. Akses-akses masuk tanpa penghalang, dapat dilalui melalui empat pintu masuk pada bagian sudut stadion, stadion akan dikelilingi dataran landai yang luas, yang diproyeksikan agar menjadi kawasan hijau dimana bangunan dirikan. Memang kapasitas dikurangi dari stadion yang dulu (Delle Alpi mampu menampung kira2 67.000 penonton), tetapi area disana juga difungsikan untuk area komersial seluas 34.000 m2, pada area tersebut juga dibangun galeri toko-toko, pusat perbelanjaan, restoran, bar, farmasi dan juga museum Juventus. Dan juga menyediakan area seluas 30.000 M2 yang akan digunakan untuk taman-taman umum, taman bunga, alun-alun dan tempat parkir untuk 4000 mobil.

Jarak lapangan ke penonton juga sekarang jadi semakin dekat, yang tadinya ada arena lari sekarang sudah dihilangkan. Jarak yang paling dekat ke lapangan 7,5 meter & yang terjauh 49 meter. Mungkin bagi yang suka nonton EPL sudah biasa akan hal ini. Dengan dekatnya suporter ke pemain, maka bisa membuat semangat bagi pemain klub itu sendiri. Sedangkan bagi pemain lawan bisa meruntuhkan mental bertanding. Adanya stadion baru yang megah membuat para supporter antusias untuk datang ke stadion. Selain dari segi moral karena banyaknya dukungan suporter, bisa dipastikan juga berimbas ke pemasukan tiket pertandingan.

Teknologi yang dipakai di juventus stadium juga sangat canggih, Contohnya untuk mengantisipasi buruknya cuaca (biasanya badai salju) yang kemungkinan besar bisa membuat pertandingan tertunda. Untuk menghadapi cuaca bersalju, ada dua langkah preventif yang biasa dilakukan untuk memastikan pertandingan tetap berjalan seperti biasanya.
1. Protective Covers (Terpal)
Terpal yang digunakan bukan terpal biasa. Selain berfungsi menutupi rumput dari salju, terpal khusus ini juga memiliki beberapa kegunaan seperti melindungi kondisi rumput dari pengaruh cuaca buruk di awal musim semi & musim gugur, mempercepat vegetasi rumput serta memperkokoh akar pada rumput gulungan. Teknologi ini biasa ditemukan di semua stadion Eropa karena pengadaan & biaya yang tidak mahal.
2. Under-Soil Heating (Pemanas Bawah Tanah)
Teknologi yang lebih maju adalah dengan menggunakan Under-Soil Heating (USH). Teknologi ini biasa dipasang pada lapangan dengan permukaan rumput. Cara kerja teknologi ini adalah dengan cara menghasilkan panas dari bawah tanah agar lapangan tetap dapat digunakan meski cuaca kurang bersahabat, seperti salju maupun es. Tim olahraga di eropa maupun amerika ingin menghindari kerugian akibat ditundanya sebuah pertandingan hanya karena halangan cuaca.

Tidak butuh waktu lama untuk menguji kesigapan teknologi di Stadium baru Juve ini. Musim lalu Juventus harus menjamu Udinese dalam lanjutan giornata ke 20 liga serie A. Meski salju turun sepanjang 90′, pertandingan tetap dapat selenggarakan dengan baik dan tetap memperhatikan keselamatan penonton serta pemain di lapangan. Staff Juventus memastikan keselamatan penonton dengan menabur garam di sekitar lokasi parkir, jalanan yang menuju ke stadium serta tribun penonton. Di dalam lapangan sendiri selain menggunakan Protective covers sebelum pertandingan, serta didukung dengan Under-Soil Heating sepanjang laga. Tidak heran apabila dalam pertandingan yang dimenangkan Juve 2-1 tersebut, rumput hijau tetap terlihat pada saat Matri dkk melakukan selebrasi di akhir laga. Teknologi yang telah dipersiapkan di Juventus Stadium telah teruji dan siap dipakai dalam kondisi bersalju.

Dampak dari stadion baru memang begitu besar bagi juventus, stadion yang selalu penuh dengan suporter tentu akan memberi motivasi ekstra. Buktinya selama bermain di stadion ini juventus belum pernah tersentuh kekalahan sekalipun. Dan perlu kita ketahui juga bahwa juventus musim lalu juga juara serie-a dengan status UNBEATEN. Bahkan sampai saat ini juventus masih mempertahankan status tak terkalahkan di serie-a sampai 45 pertandingan & masih bisa bertambah lagi (semoga bisa melewati rekor milan yang tak terkalahkan sampai 58 pertandingan). Dengan status seperti itu (UNBEATEN) , kita juga bisa berasumsi bahwa itu juga karena faktor JUVENTUS STADIUM, tanpa mengecilkan pula peran seluruh staff & direksi juventus, juga peran pelatih jenius ANTONIO CONTE yang dijuluki "the special one italia" (Pelatih sekelas Mourinho pun mengakuinya). 

Kabar baik buat para juventini bahwa UEFA menunjuk juventus stadium sebagai tempat untuk menggelar final UEFA CUP musim 2013-14. Meski hanya kompetisi kelas 2 di eropa, tapi UEFA CUP juga tak kalah mentereng dari CHAMPIONS LEAGUE. Buktinya juara UEFA CUP (Athletico Madrid) mampu mengalahkan juara CHAMPIONS LEAGUE (Chelsea) di ajang Piala Super Eropa dengan skor 4-1. Dengan ditunjuknya juventus stadium, itu menunjukkan bahwa stadion ini merupakan salah satu stadion terbaik di eropa. 

SEJARAH JUVENTUS


Juventus didirikan dengan nama Sport Club Juventus pada pertengahan tahun 1897 oleh siswa-siswa dari sekolah Massimo D’Azeglio Lyceum di Turin, tetapi kemudian berubah nama menjadi Foot-Ball Club Juventus dua tahun kemudian. Klub ini bergabung dengan Kejuaraan Sepakbola Italia pada tahun 1900. Dalam periode itu, tim ini menggunakan pakaian warna pink dan celana hitam. Juve memenangi gelar Serie-A perdananya pada 1905, ketika mereka bermain di stadion Velodromo Umberto I. Di sana klub ini berubah warna pakaian menjadi hitam putih, terinspirasi dari klub Inggris Notts County.

Pioneer Juventus, 1988
Pada 1906, beberapa pemain Juve secara mendadak menginginkan agar Juve keluar dari Turin. Presiden Juve saat itu, Alfredo Dick kesal dan ia memutuskan hengkang untuk kemudian membentuk tim tandingan bernama FBC Torino yang kemudian menjadikan Juve vs. Torino sebagai Derby della Mole. Juventus sendiri ternyata tetap eksis walaupun ada perpecahan, bahkan bisa bertahan seusai Perang Dunia I.
- Raja Italia
Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli mengambil alih kendali Juventus pada 1923, dimana kemudian ia membangun stadion baru.[2] Hal ini memberikan semangat baru untuk Juventus, dimana pada musim 1925-26, mereka berhasil menjadi scudetto dengan mengalahkan Alba Roma dengan agregat 12-1. Pada era 1930-an, klub ini menjadi klub super di Italia dengan memenangi gelar lima kali berturut-turut dari 1930 sampai 1935, dibawah asuhan pelatinCarlo Carcano[20], dan beberapa pemain bintang seperti Raimundo Orsi, Luigi Bertolini,Giovanni Ferrari dan Luis Monti.

Juventus FC in 1903
Juventus kemudian pindah kandang ke Stadio Comunale, tetapi di akhir 1930-an dan di awal 1940-an mereka gagal merajai Italia. Bahkan mereka harus mengakui tim sekota mereka, A.C. Torino.
Setelah Perang Dunia II, Gianni Agnelli diangkat menjadi presiden kehormatan. Klub ini lantas menambah dua gelar Serie-A pada 1949–50 dan 1951–52, dibawah kepelatihan orang Inggris, Jesse Carver.
Dua striker baru dikontrak pada musim 1957–58; seorang Wales bernama John Charles dan blasteran Italia-Argentina Omar Sivori, yang bermain bersama punggawa lama sepertiGiampiero Boniperti. Musim ini, Juve kembali berjaya di Serie-A, dan menjadi klub Italia pertama yang mendapatkan bintang kehormatan karena telah memenangi 10 gelar Liga Serie-A. Di musim yang sama, Omar Sivori terpilih menjadi pemain Juventus pertama yang memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa. Juve juga berhasil memenangi Coppa Italia setelah mengalahkan ACF Fiorentina di final. Boniperti pensiun di 1961 sebagai top skorer terbaik Juventus sepanjang masa dengan 182 gol di semua kompetisi yang ia ikuti bersama Juventus.
Di era 1960-an, Juve hanya sekali memenangi Serie-A yaitu di musim 1966–67. Tetapi pada era 1970-an, Juve kembali menemukan jatidirinya sebagai klub terbaik Italia. Di bawah kepelatihan mantan pemain Juve Čestmír Vycpálek, Juve berhasil menambah dua gelar Serie-A pada musim 1971–72 dan 1972–73, dengan pemain bintang seperti Roberto Bettega,Franco Causio dan José Altafini. Selanjutnya mereka berhasil menambah dua gelar lagi bersama defender Gaetano Scirea. Dan dengan masuknya pelatih hebat bernama Giovanni Trapattoni, Juve berhasil memperpanjang dominasi mereka di era 1980-an.
- Merajai Eropa
Era tangan dingin Trapattoni benar-benar membuat Serie-A porak poranda di 1980-an. Juve sangat perkasa di era tersebut, dengan tiga gelar Serie-A empat kali di era tersebut. Puncaknya adalah pada 1982 dimana Juve menjadi klub Serie-A pertama yang berhasil memenangi Serie-A sebanyak 20 kali, dan itu berarti mereka boleh menambah tanda bintang di kausnya satu kali lagi. Paolo Rossi, salah satu pemain Juve bahkan terpilih menjadi Pemain Terbaik Eropa pada 1982, sesaat setelah berlangsungnya Piala Dunia 1982.

Michel Platini in 1987
Setelah Rossi, pria Perancis bernama Michel Platini secara mengejutkan berhasil menjadi pemain Eropa tiga kali berturut-turut; 1983, 1984 dan 1985, dimana sampai saat ini belum ada pemain yang bisa menyamai dirinya. Juventus menjadi satu-satunya klub yang mampu mengantarkan pemainnya menjadi pemain terbaik Eropa sebanyak empat tahun berurutan. Platini juga menjadi bintang saat Juve berhasil menjadi juara Liga Champions Eropa pada 1985 dengan sumbangan satu gol semata wayangnya. Tragisnya, final melawan Liverpool FCdari Inggris tersebut yang berlangsung di Stadion Heysel Belgia, harus dibayar mahal dengan kematian 39 tifoso Juventus akibat terlibat kerusuhan dengan para hooligans dari Liverpool. Sebagai hukuman, tim-tim Inggris dilarang mengikuti semua kejuaraan Eropa selama lima tahun. Dia khir 1980-an, Juve gagal menunjukkan performa terbaiknya, mereka harus mengakui keunggulan Napoli dengan bintang Diego Maradona, dan kebangkitan dua tim kota Milan, AC Milan dan Inter Milan. Pada 1990, Juve pindah kandang ke Stadio delle Alpi, yang dibangun untuk persiapan Piala Dunia 1990
(http://anjarherosasmiko.wordpress.com/2010/09/07/sejarah-juventus/)